Langkah terbaru Uni Eropa untuk memperketat kontrol terhadap beberapa platform sosial telah memicu perdebatan sengit. Ketika regulator turun tangan untuk membatasi apa yang bisa dikatakan atau dibagikan, di mana batas antara keamanan publik dan tindakan berlebihan? Beberapa orang berpendapat bahwa sensor yang berlebihan menetapkan preseden berbahaya, yang berpotensi menghambat inovasi dan kebebasan berekspresi. Sementara yang lain percaya akuntabilitas itu diperlukan. Tapi inilah pertanyaan sebenarnya: jika pembatasan ini malah berdampak buruk—mendorong pengguna beralih ke alternatif terdesentralisasi atau merusak daya saing teknologi Uni Eropa—siapa yang menanggung biayanya? Penasaran ingin mendengar pendapat berbeda tentang hal ini.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
17 Suka
Hadiah
17
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ser_aped.eth
· 12-05 22:50
Sederhananya, langkah EU kali ini justru seperti menembak kaki sendiri; pengguna sudah lama beralih ke web3, semakin ketat regulasi, semakin cepat perpindahan terjadi.
Lihat AsliBalas0
Lonely_Validator
· 12-05 22:33
Sejujurnya, langkah Uni Eropa kali ini agak kurang bijak, justru mendorong orang-orang ke on-chain malah makin sulit untuk dikendalikan.
Lihat AsliBalas0
StablecoinAnxiety
· 12-05 22:25
Secara sederhana, langkah Uni Eropa kali ini justru seperti menendang batu ke kaki sendiri; para pengguna sudah sejak lama menunggu untuk beralih ke Web3.
Langkah terbaru Uni Eropa untuk memperketat kontrol terhadap beberapa platform sosial telah memicu perdebatan sengit. Ketika regulator turun tangan untuk membatasi apa yang bisa dikatakan atau dibagikan, di mana batas antara keamanan publik dan tindakan berlebihan? Beberapa orang berpendapat bahwa sensor yang berlebihan menetapkan preseden berbahaya, yang berpotensi menghambat inovasi dan kebebasan berekspresi. Sementara yang lain percaya akuntabilitas itu diperlukan. Tapi inilah pertanyaan sebenarnya: jika pembatasan ini malah berdampak buruk—mendorong pengguna beralih ke alternatif terdesentralisasi atau merusak daya saing teknologi Uni Eropa—siapa yang menanggung biayanya? Penasaran ingin mendengar pendapat berbeda tentang hal ini.