Jika Web1.0 adalah Internet para perintis dan Web2.0 adalah milik raksasa teknologi, Web4.0 diperkirakan menjadi era kembalinya kekuasaan pengguna. Tetapi apa sebenarnya yang membedakan Web4 dari pendahulunya Web3?
Perbedaan Besar: Web3 vs Web4
Banyak yang bingung antara keduanya. Berikut yang perlu diingat:
Web3 mengandalkan desentralisasi teknis. Blockchain, cryptocurrency, DAO… Ini adalah pemberontakan teknologi melawan monopoli digital. Masalah? Ini terlalu rumit bagi Ibu Michu. Kurang dari 8% orang benar-benar memahami apa yang sedang dibicarakan (survei YouGov-Consensys bulan Juni).
Web4, itu adalah Web3 + UX + realitas. Komisi Eropa mendefinisikannya sebagai konvergensi AI, IoT, blockchain, dunia virtual, dan realitas yang diperluas. Ide kunci: mempertahankan desentralisasi Web3, tetapi membuatnya dapat diakses oleh masyarakat umum. Pengguna mengontrol data mereka, pencipta dilindungi, komunitas mengatur bersama.
Strategi Web4 Uni Eropa: regulasi daripada kebebasan
Sementara libertarian Web3 berteriak “tidak ada izin, tidak ada kepercayaan”, Brussel mengambil jalan yang sebaliknya. Komisi Eropa menolak laissez-faire. Mereka ingin:
Melindungi data pribadi dan keamanan
Autentikasi dengan nama asli (pelacakan diwajibkan)
Perlindungan anak-anak dari konten beracun
Memberdayakan platform atas konten yang dihasilkan oleh pengguna
Keseimbangan inovasi/manajemen risiko
Tantangan: mendamaikan kebebasan dan kontrol
UE belajar dari kesalahan Web2. Ingat: Facebook, Google, TikTok… segelintir perusahaan yang menguasai. Kali ini, Brussel mengambil pelajaran dan ingin menghindari sejarah yang terulang.
Tapi tantangan sebenarnya? Menemukan keseimbangan. Terlalu banyak regulasi membunuh inovasi. Tidak cukup, kita jatuh ke dalam perangkap yang sama seperti sebelumnya. Undang-undang baru tentang layanan digital UE akan mengharuskan raksasa internet untuk lebih bertanggung jawab. Dan strategi Eropa ini? Ini berisiko menjadi acuan global untuk regulasi Web4.
Kesimpulan : Web4 adalah Internet yang penuh akal sehat. Bukan hanya teknologi untuk teknologi, tetapi sebuah visi di mana pengguna mengambil kembali kendali, di mana inovasi tidak mengorbankan keamanan, dan di mana Eropa menentukan jalannya sendiri alih-alih mengikuti Silicon Valley.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Web4: Di luar Web3, strategi Eropa untuk Internet masa depan
Jika Web1.0 adalah Internet para perintis dan Web2.0 adalah milik raksasa teknologi, Web4.0 diperkirakan menjadi era kembalinya kekuasaan pengguna. Tetapi apa sebenarnya yang membedakan Web4 dari pendahulunya Web3?
Perbedaan Besar: Web3 vs Web4
Banyak yang bingung antara keduanya. Berikut yang perlu diingat:
Web3 mengandalkan desentralisasi teknis. Blockchain, cryptocurrency, DAO… Ini adalah pemberontakan teknologi melawan monopoli digital. Masalah? Ini terlalu rumit bagi Ibu Michu. Kurang dari 8% orang benar-benar memahami apa yang sedang dibicarakan (survei YouGov-Consensys bulan Juni).
Web4, itu adalah Web3 + UX + realitas. Komisi Eropa mendefinisikannya sebagai konvergensi AI, IoT, blockchain, dunia virtual, dan realitas yang diperluas. Ide kunci: mempertahankan desentralisasi Web3, tetapi membuatnya dapat diakses oleh masyarakat umum. Pengguna mengontrol data mereka, pencipta dilindungi, komunitas mengatur bersama.
Strategi Web4 Uni Eropa: regulasi daripada kebebasan
Sementara libertarian Web3 berteriak “tidak ada izin, tidak ada kepercayaan”, Brussel mengambil jalan yang sebaliknya. Komisi Eropa menolak laissez-faire. Mereka ingin:
Tantangan: mendamaikan kebebasan dan kontrol
UE belajar dari kesalahan Web2. Ingat: Facebook, Google, TikTok… segelintir perusahaan yang menguasai. Kali ini, Brussel mengambil pelajaran dan ingin menghindari sejarah yang terulang.
Tapi tantangan sebenarnya? Menemukan keseimbangan. Terlalu banyak regulasi membunuh inovasi. Tidak cukup, kita jatuh ke dalam perangkap yang sama seperti sebelumnya. Undang-undang baru tentang layanan digital UE akan mengharuskan raksasa internet untuk lebih bertanggung jawab. Dan strategi Eropa ini? Ini berisiko menjadi acuan global untuk regulasi Web4.
Kesimpulan : Web4 adalah Internet yang penuh akal sehat. Bukan hanya teknologi untuk teknologi, tetapi sebuah visi di mana pengguna mengambil kembali kendali, di mana inovasi tidak mengorbankan keamanan, dan di mana Eropa menentukan jalannya sendiri alih-alih mengikuti Silicon Valley.