Sebuah raksasa teknologi besar telah mengambil tindakan hukum terhadap operasi kejahatan siber yang berbasis di Asia yang dikenal sebagai 'Lighthouse,' yang telah mengatur kampanye phishing yang canggih. Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa aktivitas jaringan tersebut berfokus pada taktik menipu yang dirancang untuk mengkompromikan kredensial pengguna dan aset digital.
Operasi tersebut dilaporkan menggunakan teknik rekayasa sosial yang canggih, menciptakan portal login palsu yang meniru platform yang sah untuk mengumpulkan informasi sensitif. Peneliti keamanan yang melacak grup tersebut mencatat bahwa kampanye mereka secara khusus menargetkan pemegang kripto, menerapkan halaman phishing yang sangat mirip dengan antarmuka bursa populer dan layanan dompet.
Langkah hukum ini merupakan dorongan signifikan terhadap penipuan kripto terorganisir yang beroperasi lintas batas. Seiring dengan pertumbuhan adopsi aset digital, jaringan semacam itu telah menjadi semakin berani, memanfaatkan otomatisasi dan infrastruktur phishing massal untuk memperluas operasi penipuan mereka. Pengajuan pengadilan ini bertujuan untuk membongkar infrastruktur teknis kelompok tersebut dan mencegah serangan lebih lanjut.
Bagi komunitas crypto, ini menjadi pengingat yang jelas: selalu verifikasi URL secara langsung, aktifkan otentikasi dua faktor, dan jangan pernah memasukkan frasa benih di situs yang mencurigakan. Pertarungan antara tim keamanan dan jaringan penipuan terus meningkat, menjadikan kewaspadaan pengguna lebih penting daripada sebelumnya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Sebuah raksasa teknologi besar telah mengambil tindakan hukum terhadap operasi kejahatan siber yang berbasis di Asia yang dikenal sebagai 'Lighthouse,' yang telah mengatur kampanye phishing yang canggih. Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa aktivitas jaringan tersebut berfokus pada taktik menipu yang dirancang untuk mengkompromikan kredensial pengguna dan aset digital.
Operasi tersebut dilaporkan menggunakan teknik rekayasa sosial yang canggih, menciptakan portal login palsu yang meniru platform yang sah untuk mengumpulkan informasi sensitif. Peneliti keamanan yang melacak grup tersebut mencatat bahwa kampanye mereka secara khusus menargetkan pemegang kripto, menerapkan halaman phishing yang sangat mirip dengan antarmuka bursa populer dan layanan dompet.
Langkah hukum ini merupakan dorongan signifikan terhadap penipuan kripto terorganisir yang beroperasi lintas batas. Seiring dengan pertumbuhan adopsi aset digital, jaringan semacam itu telah menjadi semakin berani, memanfaatkan otomatisasi dan infrastruktur phishing massal untuk memperluas operasi penipuan mereka. Pengajuan pengadilan ini bertujuan untuk membongkar infrastruktur teknis kelompok tersebut dan mencegah serangan lebih lanjut.
Bagi komunitas crypto, ini menjadi pengingat yang jelas: selalu verifikasi URL secara langsung, aktifkan otentikasi dua faktor, dan jangan pernah memasukkan frasa benih di situs yang mencurigakan. Pertarungan antara tim keamanan dan jaringan penipuan terus meningkat, menjadikan kewaspadaan pengguna lebih penting daripada sebelumnya.