Baru-baru ini saya mendengar bahwa seseorang mengincar ketenaran pendiri suatu pertukaran, menggunakan teknologi AI untuk memalsukan autobiografi, dan akhirnya menipu 300 ribu dolar AS. Tindakan ini sungguh kejam—memanfaatkan AI untuk menghasilkan konten yang tampak nyata, lalu melakukan penipuan dengan mengatasnamakan orang terkenal.
Sejujurnya, metode ini semakin umum di kalangan Web3. Para penipu tidak lagi puas dengan taktik phishing tradisional, mereka mulai menggunakan teknik. Penulisan AI, deepfake, apa pun alat yang sedang populer akan digunakan. Korban sering tertarik karena "endorsemen selebriti", dan baru menyadari mereka telah ditipu setelah dompet mereka dibobol.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi semua orang: jangan mudah percaya pada informasi yang tidak terverifikasi secara resmi. Bahkan jika terlihat sangat meyakinkan, jangan terburu-buru untuk mengeluarkan uang tanpa konfirmasi dari saluran resmi. Dunia kripto memang merupakan arena berisiko tinggi, dan metode penipuan terus berkembang, jadi selalu waspada adalah langkah yang bijak.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WealthCoffee
· 14jam yang lalu
Penipu tidak bisa hidup tanpa AI, kan?
Lihat AsliBalas0
Blockchainiac
· 14jam yang lalu
Tertawa terbahak-bahak, bukankah ini cuma mesin panen rumput?
Lihat AsliBalas0
TokenSleuth
· 14jam yang lalu
Satu lagi, uang kakak sudah hilang.
Lihat AsliBalas0
NFTRegretter
· 14jam yang lalu
Proyek ini terlalu gila, saya rugi besar.
Lihat AsliBalas0
LonelyAnchorman
· 14jam yang lalu
Semua karena uang, kerugian sampai menangis-nangis
Baru-baru ini saya mendengar bahwa seseorang mengincar ketenaran pendiri suatu pertukaran, menggunakan teknologi AI untuk memalsukan autobiografi, dan akhirnya menipu 300 ribu dolar AS. Tindakan ini sungguh kejam—memanfaatkan AI untuk menghasilkan konten yang tampak nyata, lalu melakukan penipuan dengan mengatasnamakan orang terkenal.
Sejujurnya, metode ini semakin umum di kalangan Web3. Para penipu tidak lagi puas dengan taktik phishing tradisional, mereka mulai menggunakan teknik. Penulisan AI, deepfake, apa pun alat yang sedang populer akan digunakan. Korban sering tertarik karena "endorsemen selebriti", dan baru menyadari mereka telah ditipu setelah dompet mereka dibobol.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi semua orang: jangan mudah percaya pada informasi yang tidak terverifikasi secara resmi. Bahkan jika terlihat sangat meyakinkan, jangan terburu-buru untuk mengeluarkan uang tanpa konfirmasi dari saluran resmi. Dunia kripto memang merupakan arena berisiko tinggi, dan metode penipuan terus berkembang, jadi selalu waspada adalah langkah yang bijak.