**Rantai Pasokan Lithium Tesla Dibongkar: Dari "Garam" Elon Musk Hingga Kekurangan Permintaan 2,5 Miliar Ton**

Elon Musk selama bertahun-tahun tidak sedikit memikirkan tentang baterai lithium. Pada tahun 2021, harga lithium melonjak tajam, dia mengatakan dengan sangat jujur: "Lithium seperti garam dalam salad"—meskipun dalam satu baterai lithium hanya sekitar 1/10, tetapi volume menentukan segalanya. Berapa banyak baterai yang digunakan Tesla dalam setahun? Data berbicara: pada tahun 2030, permintaan baterai lithium global diperkirakan akan meningkat empat kali lipat menjadi 3,9 TW.

Bagian pasokan? Tesla sudah mulai mengatasi ini: telah menandatangani kontrak dengan Ganfeng Lithium (GNENF) di China, Liontown Resources (LTR) di Australia, dan Piedmont Lithium (PLL) di Amerika Serikat. Tapi ini belum cukup—masih perlu bantuan dari produsen baterai seperti Panasonic, LG, dan CATL untuk menghubungkan rantai pasokan.

Yang lebih penting lagi, China menguasai 72% kapasitas pemurnian lithium di dunia. Tesla pernah mengalami kerugian, dan mulai 2024 akan membangun pabrik pemurnian lithium sendiri di Nevada dengan kapasitas tahunan 50 GWh, dan tahun ini diharapkan sudah beroperasi penuh. Pabrik pemurnian lain di Texas juga hampir selesai dibangun, tetapi kekurangan air—kekeringan besar di Texas Selatan—beruntung baru-baru ini mereka berhasil mendapatkan kontrak pasokan air sebesar 8 juta galon per hari.

Yang menarik adalah: Tesla tidak berencana menambang sendiri. CEO Musk secara tegas menyatakan hanya akan fokus pada pemurnian. Kenapa? Menambang terlalu sulit, memiliki hambatan teknologi yang tinggi, dan membutuhkan biaya besar untuk membangun kurva belajar. Sebaliknya, para analis industri memprediksi bahwa pabrik utama di masa depan harus membeli 25% dari tambang di seluruh dunia untuk menjamin pasokan—hanya menandatangani kontrak tertulis saja tidak cukup.