Kerentanan smart contract telah menyebabkan kerugian finansial besar di ekosistem cryptocurrency sejak 2016. Peretasan DAO yang terkenal pada 2016 mengakibatkan pencurian sekitar $50 juta dalam bentuk Ethereum dan memicu terjadinya hard fork di blockchain Ethereum. Peristiwa penting ini menyoroti celah reentrancy, di mana pelaku dapat menarik dana berkali-kali sebelum saldo diperbarui.
| Tahun | Kerentanan Terkemuka | Dampak | Kerugian Finansial |
|---|---|---|---|
| 2016 | The DAO Hack (Reentrancy) | ETH Hard Fork | ~$50 juta |
| 2017 | Parity Multi-Sig Bug | Dana Dibekukan | ~$300 juta |
| 2020 | bZx Flash Loan Attacks | Eksploitasi Protokol | ~$1 juta |
| 2022 | Cross-chain Bridge Hacks | Beberapa Proyek Terdampak | ~$2 miliar |
Bug Parity Multi-Sig wallet pada 2017 mengunci sekitar $300 juta Ether secara permanen akibat celah fungsi self-destruct. Serangan flash loan mulai dominan pada 2020, dengan protokol bZx mengalami berulang kali eksploitasi. Belakangan, kerentanan cross-chain bridge menjadi sangat merugikan, dengan kerugian lebih dari $2 miliar hanya di tahun 2022. Insiden-insiden ini membuktikan pentingnya audit keamanan menyeluruh dan verifikasi formal dalam pengembangan smart contract, terutama saat aplikasi DeFi semakin besar nilainya di ekosistem.
Industri cryptocurrency telah menghadapi sejumlah serangan besar yang membentuk standar keamanan di seluruh sektor. Peretasan DAO pada 2016 menjadi salah satu insiden paling berdampak, menyebabkan pencurian $50 juta dalam bentuk Ethereum dan memicu fork Ethereum/Ethereum Classic. Titik balik ini mengubah pendekatan tata kelola blockchain secara fundamental.
Demikian juga, insiden Mt. Gox pada 2014 adalah kegagalan keamanan besar ketika hacker mencuri sekitar 850.000 bitcoin senilai sekitar $450 juta. Bursa tersebut akhirnya kolaps, menyoroti kelemahan kritis pada infrastruktur kripto tahap awal.
| Serangan Kripto Utama | Tahun | Nilai Kerugian (USD) | Dampak |
|---|---|---|---|
| Mt. Gox Hack | 2014 | ~$450 juta | Menjadi penyebab bangkrutnya bursa |
| The DAO Attack | 2016 | ~$50 juta | Menyebabkan fork Ethereum |
| Poly Network Hack | 2021 | ~$610 juta | Dana akhirnya dikembalikan |
| Ronin Bridge Breach | 2022 | ~$625 juta | Terkait Korea Utara |
Pada masa terkini, cross-chain bridge menjadi sasaran utama. Pelanggaran Ronin Network di 2022 mengakibatkan kerugian lebih dari $625 juta, dan peretasan Poly Network di 2021 menyebabkan pencurian $610 juta—menariknya, seluruh dana akhirnya dikembalikan oleh pelaku. Insiden-insiden ini membuktikan semakin kompleksnya serangan terhadap sistem keuangan terdesentralisasi dan menegaskan perlunya peningkatan keamanan secara berkelanjutan di ekosistem cryptocurrency.
Centralized cryptocurrency exchange memiliki risiko keamanan tinggi dan telah menimbulkan berbagai insiden profil tinggi. Pengguna yang menyimpan BitcoinCash (BCH) dan aset digital lain di platform semacam ini menyerahkan kontrol atas private key mereka, menciptakan titik kegagalan tunggal yang sering menjadi target para hacker.
Industri cryptocurrency telah mengalami berbagai pelanggaran exchange yang mengakibatkan kerugian permanen. Kegagalan keamanan telah menimbulkan kerugian miliaran dolar di seluruh ekosistem, bahkan beberapa platform tidak bisa pulih setelah insiden besar.
| Tahun | Insiden Exchange Terkemuka | Perkiraan Kerugian |
|---|---|---|
| 2014 | Mt. Gox collapse | $450+ juta |
| 2018 | Coincheck breach | $534 juta |
| 2019 | QuadrigaCX scandal | $190 juta |
| 2022 | FTX collapse | $8+ miliar |
Insiden-insiden ini menjadi alasan utama mengapa banyak pemegang BCH memilih self-custody. Ketika gate mengalami masalah keamanan, pengguna menghadapi pembekuan penarikan yang berkepanjangan, potensi pemotongan saldo, atau bahkan kehilangan dana sepenuhnya. Prinsip “not your keys, not your coins” muncul karena centralized exchange menjadi risiko counterparty yang nyata dan bertentangan dengan prinsip dasar cryptocurrency tentang kedaulatan finansial individu. Investor berpengalaman memahami bahwa kemudahan exchange harus disertai pertimbangan risiko keamanan yang telah terbukti.
BCH menunjukkan prospek investasi yang kuat pada 2025. Dengan peningkatan skalabilitas dan biaya transaksi yang rendah, BCH semakin digunakan dalam transaksi riil yang berpotensi meningkatkan nilainya.
Ya, BCH memiliki masa depan yang menjanjikan. Fokus pada transaksi cepat, biaya rendah, dan skalabilitas menempatkan BCH sebagai kandidat utama untuk adopsi lebih luas dalam pembayaran digital dan aplikasi DeFi.
BCH adalah Bitcoin Cash, cryptocurrency hasil fork dari Bitcoin pada tahun 2017. BCH bertujuan menjadi sistem uang elektronik peer-to-peer dengan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah dibandingkan Bitcoin.
Meskipun ambisius, BCH berpotensi mencapai $10.000 jika adopsi dan pertumbuhan pasar meningkat. Namun, hal tersebut memerlukan perkembangan signifikan di industri kripto dan ekosistem BCH.
Bagikan
Konten